Sungai Polaga

Fakta membuktikan bahwa sungai polaga yang terbentang luas mengalir dari sirah kali polaga (hulu) di Dusun Pedagung Desa Tundagan hingga Comal (Pantai Utara Laut Jawa).

Sungai Polaga merupakan karunia Allah S.W.T. yang patut untuk disyukuri karena dari sungai ini Dia mencurahkan rahmat-Nya. Meski sungai ini sangat terkenal dengan banjir bandangnya yang mampu menyapu bersih segala sesuatu yang dilaluinya akantetapi air sungai polaga ini takan habis meski terjadi kemarau panjang sehingga para petani jauh dari kehawatiran jika datang kemarau.

Sungai ini pun memiliki kekayaan yang melimpah, seperti: pasir sungai; berbagai macam jenis batu dari ukuran kecil, sedang, bahkan yang besar, antara lain: batu granit, batu basal, batu konglomerat, batu pasir, batu serpih, batu breksi, batu pualam/marmer, dan batu sabak.

Berkat adanya sungai polaga yang membelah Desa Bongas sehingga banyak warga desa yang memiliki mata pencaharian tambahan sebagai nelayan.

Berbagai macam jenis ikan air tawar melimpah di sungai ini seperti: uceng (ikan panjang yang berbentuk seperti tabung), ikan sungai dengan ukuran kecil seperti lunjar dan blenter, ikan sungai dengan ukuran sedang seperti tawes dan melem, ikan sungai dengan ukuran besar disebut tambra, lele, licing (anak kutuk), kutuk (ikan gabus), bahkan udang dan ikan lain.

Nama Polaga merupakan gabungan dari kata “pol” dan kata “laga“. Kata “pol” artinya: penuh, batas yg paling tinggi atau paling banyak (tt masa kerja, gaji, dsb) dan kata “laga” artinya: pertempuran/perkelahian.

Jadi, Polaga artinya gelombang/kumpulan air yang sangat besar dan dahsyat sehingga mampu memporak-porandakan lingkungan yang dilewatinya.

Kata Polaga jika dikaitkan dengan sejarah perjuangan dalam meraih kemerdekaan republik Indonesia berarti pertempuran secara habis-habisan antara hidup dan mati warga Tundagan dalam melawan kaum kolonial (Penjajah). Selain daripada itu, kata Polaga juga memiliki hubungan erat dengan nama Kepala Desa Tundagan pertama yakni “Tirta Yudha” dimana kata “tirta” berarti air dan kata “yudha” artinya perang/perkelahian/kumpulan sehingga Tirta Yudha bermakna gelombang/kumpulan air yang sangat besar dan dahsyat yang mampu memporak-porandakan lingkungan yang dilewatinya. (Sumber: Djamhari dan Bunyamin “Mantan Kepala Desa Tundagan Kecamatan Watukumpul”)

Demikian catatan tentang sungai polaga yang dapat Penulis bagi untuk para pembaca. Semoga bermanfaat….

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.